Fakta Album Vol. 3 Slipknot. Album Slipknot Paling Family Friendly

Well. 3 postingaku sebelumnya sering banget nyinggung musik-musik Indonesia. Jadi kali ini untuk penyegaran, aku bakalan bahas musik luar/barat.


Seleraku dari dulu gak pernah berubah sih. Aku dari kecil sampai sekarang seneng banget sama musik-musik yang lahir di era 2000-an. Gimana ya ngomongnya, mungkin karena aku tumbuh di era itu & lagu-lagunya banyak yang berkesan buatku sih. Contoh aja dulu buat ngoleksi file bajakannya atau tahu nama-nama lagu aja harus stay di depan tv jam 1 siang buat nonton acara One Stop Football. Atau kalo lagi banyak duit biasanya bakalan ke rental PS & main game yang kalo enggak PES ya Guitar Hero. Apalagi dulu musim banget kan Guitar Hero mod lagu-lagu Indo dari yang Jamet kek Kangen Band atau J-Rocks sampai yang religian kek Haddad Alwi atau Sulis aja masuk (Dan yang paling membekas sih pas meninggalnya Michael Jackson. Ada mod dimana satu game itu cuma lagu dia doang) yang buatku geleng-geleng kepala.


Biasanya kalo di One Stop Football, lagu-lagu yang paling banyak keluar itu ya One Step Closer & Points of Authority-nya Linkin Park (bahkan intro acara itu aja cuma intro Points of Authority yang diulang-ulang), Sugar We're Goin' Down-nya Fall Out Boy, atau lagu-lagunya Joan Jett & Motorhead (yang kurang aku tau). Begitu Internet sekarang cepet banget, aku sih berusaha koleksiin lagu-lagu itu di laptop atau kalo lagi modal ya streaming di YouTUbe atau Spotify wkwkwkwkw. Cuma ini jarang banget sih, apalagi pandemi sekarang maksa banget untuk ngirit.



Kalo yang kubahas kali ini adalah Slipknot. Ini beda sih. Dulu kenal & tau namanya pas udah 15 tahun. Tapi ya cuma sebatas tahu doang. Baru bener-bener nyoba musiknya pas 2017 & itupun ya album ini, Vol.3. Jadi ya, album ini tuh membekas banget buatku karena jadi gerbang buatku untuk ngikutin band ini lebih lanjut. Kayak tahun kemarin mereka keluar album baru yang judulnya We Are Not Your Kind itu misalnya. Tapi ya, sampai sekarang aku masih bingung sebenernya suka tuh album atau enggak.


Untuk Vol. 3 ini, musiknya diluar lagu-lagu Slipknot biasanya sih. Dari yang aku simpulkan setelah dengar Self Titled & Iowa, bisa dibilang Vol. 3 lebih easy listening & headbang-able (Canda wkwkwkwk. Lagu-lagunya Slipknot hampir semuanya headbang-able kok). Aku nangkepnya ada aura-aura Slayer, Radiohead, sama Creed sih. Kayak lagu-lagu Before I Forget, Vermillion, Circle, Danger / Keep Away. Di album ini juga pertama kalinya, si #8 atau Corey Taylor (vokalisnya) keluarkan suara clean-nya yang biasa ada di Stone Sour, band sampingannya dia ini.


Meskipun album ini jadi album mereka yang paling laris, ternyata dibalik layar album ini kacau, parah, & urak-urakan sih. Karena waktu itu juga Slipknot baru selesai dari masa vakumnya & kondisi mental mereka lagi gak baik-baik aja. Dibawah ini aku bakalan kasih beberapa fakta yang terjadi selama pengerjaan album ini:




1. Eksperimen Musik Baru



Sudah aku singgung diatas, Slipknot sendiri sebelumnya lebih dikenal publik sebagai Band Groove Metal. Dan album kedua mereka, Iowa bener-bener menggambarkan musik mereka tuh kayak gimana. Musik yang sangat menghentak, penuh amarah, dan cadas. Tapi di album ketiga ini mereka mencoba melakukan eksperimen dimana mereka mulai mencoba musik yang lebih melodik, vokal yang clean & memasukkan elemen akustik untuk menambah audiens musik mereka. Hasilnya bisa kalian dengarkan di lagu Vermillion pt.2, Circles, dan Danger / Keep Away





2. Dibuat di Tengah Kesibukan Masing-masing Anggota



Slipknot sendiri sudah eksis sejak 1998 berkat debut albumnya yang meledak di kalangan pecinta musik Metal. Namun sejak hiatus pada tahun 2002, hampir semua anggota Slipknot punya band sendiri sebagai Proyek Sampingan. Contohnya Corey Taylor & Jim Root menghidupkan kembali Stone Sour. Band pertama mereka. Joey Jordison membentuk Murderdolls, & Shawn 'Clown' Crahan bersama To My Surprise. Tapi ya, walaupun sedang sibuk-sibuknya mereka dengan proyek sampingan, mereka masih berusaha untuk buat materi baru di album ini. Apalagi Corey & Jim kembali ke Stone Sour sehingga beberapa lagu Slipknot di album Vol. 3 agak kedengeran kayak lagu-lagunya Stone Sour.




3. Proses Penyembuhan



Dalam sebuah interview, Shawn Crahan menjelaskan bahwa album pertama Slipknot mereka buat hanya untuk bersenang-senang. Album kedua menunjukkan sisi gelap, depresi & kejujuran mereka terhadap yang mereka rasakan. Dan, pada album ketiga ini, mereka melambangkannya sebagai sebuah "Proses Penyembuhan". Karena pada saat perekaman album ini, dikabarkan seluruh anggota Slipknot jarang berkomunikasi satu sama lain, Corey Taylor yang sering mabuk sehingga band ini sempat tidak produktif pada masa awal perekaman. Hal ini juga diperparah dengan produser mereka di album Vol. 3 (Rick Rubin) yang hanya datang sesekali ke studio sehingga membuat beberapa anggota Slipknot sedikit hilang respek dengannya.



4. Family Friendly



Kalo kalian benar-benar perhatikan dalam sebuah album musik. Ada sebuah label bernama Parental Advisory. Yaitu label dimana Album ini hanya boleh didengarkan oleh orang dewasa & tidak diperuntukkan untuk anak-anak. Biasanya label ini dipasang di samping kanan bawah. Pemasaran untuk album dengan label ini juga terbilang sangat "ketat" sehingga tidak sembarang orang bisa membelinya (Beruntung aku dengar album Slipknot lainnya pas udah 18 tahun LoL. Namun, Slipknot membuat gebrakan dimana mereka memproduksi sebuah album Metal tanpa terkena label tersebut sehingga musik mereka bisa bebas dipromosikan dimana saja & bebas didengar oleh kalangan manapun. Memang bukan hal baru sih dalam dunia musik Metal. Namun langkah yang mereka lakukan cukup berani karena mereka belum pernah membuat album tanpa terikat dengan "Parental Advisory". Coba cek album Self Titled & Iowa, pasti ada label Parental Advisory itu.






5.Reaksi Pengamat & Fans



Melakukan hal yang berbeda dari sebelumnya pasti memancing reaksi beragam dari banyak orang. Hal ini pun terjadi dengan Slipknot. Keputusan mereka membuat musik yang berbeda di Vol.3 pun mendapat reaksi yang beragam. Situs Metacritic sendiri memberikan skor 70% untuk album ini dari 12 ulasan. Majalah Rolling Stone memberikan rating 3 dari 5 album ini. Sedangkan Alternative Press mengkiritik album ini & menganggap kualitas album ini sedikit dibawah Iowa. Namun, dengan album Vol.3 ini. Meskipun mendapat reaksi beragam, Slipknot berhasil mencapai posisi 2 di Billboard 200 dan mendapat sertifikat Platinum pada 21 Februari 2005. Majalah Kerrang juga memasukkan album ini dalam "The 50 Best Albums of the 21st Century" dan yang paling membanggakan, lagu Before I Forget berhasil membuat mereka memenangkan nominasi Best Metal Performance pada ajang Grammy Awards tahun 2006.



Nah, itu dia tadi beberapa poin yang aku tulis soal pengerjaan album ini. Meskipun kacau & hampir saja memicu konflik, tak bisa dipungkiri mereka berhasil merampungkan album ini & mendapatkan berbagai publikasi mainstream & 1 piala Grammy.


Sejauh ini aku sudah membahas musik Populer Indo & Metal, mungkin kedepannya bakalan lebih beragam lagi sih. Bisa aja er... KPOP maybe hahahaha...


Canda kok, santai aja....

.

.

.

.

.

.

.

Eh, tapi kemungkinan sih, mumpung sedikit tahu juga kultur musik-musik Negeri Ginseng. Jadi, tunggu postinganku selanjutnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

07 DES. DESEMBER SYAHDU BERSAMA SHEILA ON 7

Lirih, Karya Terakhir dari Chrisye Sang Penyanyi Legendaris Indonesia