Peterpan, NOAH, Kala Cinta Menggoda & Pemantapan Format Trio
Gak bisa dipungkiri banget kalo Ariel itu terkenal waktu dia masih di band yang namanya Peterpan. Di Peterpan itu juga kita sudah terbiasa melihat Ariel dkk. dengan instrumen yang 'sangat lengkap'. Dari Reza di posisi drum, Lukman & Uki mengisi gitar, serta tak lupa menambahkan Andika & Indra yang pernah mengisi keyboardis & bassist. Sayangnya, formasi 6 personil tersebut cuma bertahan sampai medio 2006 karena mereka pecah kongsi. Iya, ada 2 kubu disini, yaitu Ariel, Uki, Lukman, & Reza yang masih stay di Peterpan sementara Andika & Indra keluar lalu buat band The Titans (yang aku sendiri bingung band itu sukses atau enggak sebenernya).
Ditinggal 2 personilnya pun gak buat Peterpan tenggelam. Di masa itu, seenggaknya mereka bisa buat 1 album baru & 1 album kompilasi dengan 3 lagu baru yaitu Walau Habis Terang, Kisah Cintaku, & Tak Ada Yang Abadi (yang bener-bener baru sayangnya cuma Tak Ada Yang Abadi). Kemudian, Peterpan terpaksa 'ditidurkan' karena Ariel masuk hotel prodeo karena video bercengkrama rianya bersama 2 wanita yang males aku sebut (semuanya pasti udah tahu juga sih hehe).
Butuh 3 tahun untuk ngebangun semua dari awal lagi. Begitu Ariel keluar, mereka aktif lagi bermusik dengan nama baru, NOAH. Separuh Aku menjadi lagu pertama yang mereka rilis sekaligus menjadi lagu andalan yang bukan ditulis oleh Ariel. Padahal selama ini kita tahu kalo Ariel jagonya nulis lagu & hampir semua lagu Peterpan ditulis sama dia. Walaupun begitu, pendengarnya sangat antusias dengan 'kembalinya' NOAH hingga album pertamanya, Seperti Seharusnya cukup mendulang kesuksesan. Setelah itu, aku gak ngikutin lagu band itu sampai seenggaknya akhir 2014.
Pas akhir 2014, mereka rilis lagu baru 'Seperti Kemarin' & sekaligus pengumuman mundurnya Reza sebagai drummer NOAH. Kalo dibilang terkejut, aku gak begitu kaget-kaget banget sih karena selama vakumnya keempat orang ini, Reza cukup aktif di kajian-kajian agama & keputusannya untuk hijrah juga harus dimaklumi & didukung. Oh, ya. Seperti Kemarin itu juga bukan lagu yang ditulis Ariel, tapi Dee Lestari, kakak dari Arina vokalis Mocca sekaligus penulis terkenal. Salah satu karyanya yang aku sangat familiar adalah Filosopi Kopi yang di film-kan 2015 lalu.
Di tahun 2015 itu, NOAH (lagi-lagi) rilis album kompilasi. Atau kalo biasa aku bilang, album yang Ariel ngambil hak-haknya dulu dengan embel-embel Aransemen ulang. Sama seperti album kompilasi pertama (Sebuah Nama Sebuah Cerita), album ini bernama Second Chance & hanya memuat 3 lagu baru (Seperti Kemarin, Hero, & Suara Pikiranku). Sisanya? Ya lagu-lagu lama mereka seperti Dara (dari album Suara Lainnya), Tak Ada Yang Abadi, Menunggumu (RIP Chrisye), dan lain-lainnya yang males juga aku tulis. Aku sendiri gak begitu antusias sama album ini, karena ya sama aja kayak dengerin lagu-lagu lamanya. Mending sekalian puterin versi awalnya aja haha.
Lanjut ke 2016 sampai 2018, magernya Ariel bisa dibilang sedikit ngehambat karir mereka sih. Di rentang tahun itu, mereka cuma bikin album tribute untuk lagu-lagu lawas (Sings Legend) & satu lagu baru berjudul Jalani Mimpi. Aku aja sampai lupa sama eksistensi band ini wkwkwkwkwk. Gak bisa bilang banyak juga sih. Tapi jujur, Sings Legend itu musiknya juara banget sih. Lagu Sajadah Panjang-nya Bimbo yang musik aslinya gak segelap itu nuansanya dibuat NOAH jadi lebih merinding. Satu lagi yaitu Tinggalah Kusendiri-nya Nike Ardilla ditambahi unsur-unsur elektronik. Yang buatku, gak berlebihan, tapi di beberapa bagian kayak gak perlu banget ditambahi unsur elektronik.
Tahun 2019, polanya sama seperti tahun 2014. Mereka rilis lagu baru, album baru, sekaligus pengumuman keluarnya Uki. Sama seperti Reza, Uki juga keluar karena panggilan hijrah. Bukan pilih kasih, tapi Uki ini jasanya besar banget. Dia ini produser sebagian besar musik NOAH. The Changcuters juga salah satu hasil dari tangan dinginnya. Walaupun begitu, NOAH komitmen jalan dengan 3 anggota. Kalo dibilang kesulitan, ya enggak juga sih. Saat ini mereka punya 2 additional jadi urusan musik masih aman-aman aja.
Masuk ke tahun 2020, pandemi COVID memaksa seluruh aktifitas terhenti, tak terkecuali musik. Di tengah pandemi ini, Guruh Soekarno Putra merilis ulang album kompilasinya dimana NOAH berpartisipasi di lagu Kala Cinta Menggoda yang sebelumnya dibawakan Alm. Chrisye (untuk keseluruhan bisa cek sendiri aja, ya). Baik konsep musik & videonya menurutku juara sih.
Kita bahas dulu dari musiknya. Boleh dibilang, lirik itu adalah cerminan dari musik yang dimainkan. Karena di versi NOAH, lirik Kala Cinta Menggoda ini seakan dipelintir menjadi lebih sedih & membuka sudut pandang lainnya. Kalo dari musiknya Chrisye, dengan pembawaan vokalnya yang centil-centil mesra gitu merasa kalo feel lagu itu happy-happy aja. Tapi di versi NOAH, dengan nuansa musik yang gelap malah jadi kayak seseorang yang terlalu mengemis cinta dari orang yang dia cintai. Aku berani bilang kalo mereka berhasil bawa Kala Cinta Menggoda ke level yang berbeda sekaligus pujian setinggi langit untuk David yang berperan besar dalam mengarahkan lagu ini dengan alunan pianonya.
Untuk video klipnya, banyak banget kesan positif di dalamnya. Berhubung pandemi maksa kita untuk gak berkerumun, mereka menggunakan konsep syuting di rumah & diarahkan secara online. Disini aku agak sedikit ketawa karena lucu aja ngeliat hasil crop yang gak sempurna ditempel dimana-mana. Walaupun begitu, storytelling di video klip ini asli keren banget. Di video itu, dimulai dari keadaan kota & mall yang sepi, makin ke tengah banyak shot yang ada makna implisit seperti matahari terbit yang melambangkan semangat positif memulai hari, serta keadaan kota yang kembali ramai & orang-orang bersuka cita. Seperti memberi pesan bahwa pandemi ini akan kita lalui dengan mudah & berakhir bahagia.
Aku pribadi sangat puas dengan keduanya (musik & videonya). Musik yang bawa lirik lagunya ke perspektif yang beda serta video klip yang memberikan pesan positif di dalamnya makin kesini buatku susah banget dicari. Semoga saja NOAH selalu berkarya.
Komentar
Posting Komentar